Dewasa ini ada banyak sekali kejadian viral yang terjadi di sekitar kita, baik itu kejadian viral yang lucu, menyedihkan, memancing emosi dan lainnya. Perlu diketahui bahwa kejadian viral yang tersebar luas melalui media sosial pasti memiliki dampak positif dan negatif untuk semua kalangan pengguna media sosial.
Saat ini terjadi sebuah fenomena “Global Village” yaitu, sebuah suasana yang terjadi layaknya di desa, yang mana saat perbincangan hal yang sepele pun bisa menyebar luas hingga ke seluruh penjuru desa.
Dampak Heboh Dari Kejadian Viral di Media Sosial
Kejadian viral yang tersebar luas di media sosial biasanya juga kerap disebut dengan istilah “hot” dalam dunia maya. Kejadian tersebut akan populer dengan nama “yang terbaru”, “yang terheboh”, “yang sedang viral” dan lainnya.
Menurut seorang dosen Magister Komunikasi di Universitas Jenderal Soedirman, Edi Santoso kita saat ini juga mengalami fenomena “post thruth”. Yaitu sebuah fenomena dimana orang akan lebih percaya pada hal apa yang ingin dipercayainya, bukan pada jenis fakta yang dilihat.
Bahwa sebuah cerita yang memiliki alur yang emosional jauh lebih menarik untuk disimak daripada jenis cerita yang memiliki alur yang lebih masuk akal sekalipun. Setidaknya ada 2 dampak yang bisa ditimbulkan dari kejadian viral bagi pengguna media sosial, yaitu :
Dampak positif
- Bahwa dampak positif dari fenomena viralnya sebuah peristiwa akan membuat sebuah kasus atau berita bisa memperoleh respon secara luas. Bukan hanya respon simpati dari masyarakat, namun juga respon yang cepat dari para petinggi negara.
- Selain itu, viralnya sebuah peristiwa juga akan memberikan dorongan adanya respon cepat khususnya dalam hal berbagi aksi secara kolektif.
- Apabila jenis peristiwa yang disebarkan bisa memberikan informasi yang bermanfaat. Sehingga bisa meningkatkan kesadaran atau secara tidak langsung diberi peringatan untuk keamanan diri maupun orang lain.
- Informasi terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, gunung meletus hingga kemacetan di satu lokasi tertentu yang membutuhkan bantuan secepatnya. Seperti misalnya korban membutuhkan golongan darah tertentu, bantuan pangan atau bantuan evakuasi bisa dilakukan dengan cepat.
Dampak negatif
- Sedangkan untuk dampak negatif dari viralnya sebuah peristiwa adalah dimana masyarakat akhirnya menjadi lebih abai dan tak peduli pada aspek otentisitas atau kedalaman peristiwa yang sebenarnya terjadi. Umumnya ketika seseorang menyimak sebuah peristiwa viral, yang dikedepankan terlebih dahulu adalah rasa emosi bukan akalnya.
- Banyak netizen yang memberikan penghakiman pada pelaku terlebih dahulu tanpa melakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai peristiwa tersebut.
- Memberikan sanksi sosial dan efek jera jika peristiwa viral tersebut berisi tentang satu kejadian yang dilakukan untuk melaporkan pelaku kejahatan tertentu.
- Paparan kejadian viral tentang kekerasan yang ada di media sosial berpeluang untuk melahirkan adanya pelaku tindak kekerasan di kemudian hari. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan yang mendukung adanya hubungan antara individu yang terpapar dengan kekerasan melalui media dan menurunnya tingkat sensitivitas individu pada tindak kekerasan di masa yang akan datang.
- Viralnya sebuah kejadian tentang kekerasan melalui media juga bisa menurunkan tingkat sensitivitas individu pada tindak kekerasan yang terjadi. Terdapat beberapa faktor pemicu seorang pelaku melakukan tindak kekerasan dalam jangka pendek diantaranya adalah adanya proses meniru, mengambil sebuah pola dasar hingga mendapatkan transfer dari suatu rangsangan tertentu dalam jangka panjang.
Dalam sebuah studi lintas ilmu yang dilakukan dengan jangka panjang juga ditemukan fakta bahwa kalangan anak atau remaja yang terpapar aksi kekerasan baik melalui media maupun secara langsung di sekitarnya berpotensi berperilaku lebih agresif untuk jangka pendek maupun panjang.
- Viralnya kejadian tentang kekerasan juga ikut berperan serta meningkatkan kasus bullying yang terjadi di sekitar kita dimana hal tersebut bukan hanya terjadi karena adanya kesempatan, namun karena berkurangnya sikap sensitif dari saksi maupun orang yang ada di sekitarnya.
Diketahui kasus bullying sebenarnya terjadi di tempat umum yang ada banyak saksi maupun orang lain, hanya saja mereka tak berupaya untuk menghentikan, mencegah ataupun melaporkan kejadian karena berbagai alasan. Saksi atau orang yang melihat kejadian bullying sayangnya justru malah mengambil rekaman video kemudian menyebar luaskan di media sosial.
Tindakan tersebut bisa terjadi karena adanya proses pembiasaan melihat hal yang berbau kekerasan sehingga menganggapnya sebagai satu kejadian biasa. Padahal tahukah Anda bahwa turut serta menyebar luaskan video yang berisi aksi kekerasan juga sama seperti mendukung aksi bullying dilakukan.
- Sebuah kejadian yang viral tanpa kendali juga bisa berakibat pada lahirnya sikap diskriminasi dan victimisasi sehingga akan melahirkan adanya korban kekerasan lainnya dimana ada banyak peristiwa yang sebenarnya mengandung urusan pribadi yang seharusnya tak menjadi konsumsi publik. Yang dilakukan publik pun hanya memberikan kritik dan kecaman, tanpa memberikan solusi yang akan mengeluarkan pelaku dari masalah yang dihadapinya.
- Memunculkan rasa geram dan marah dari netizen selaku pihak yang menerima informasi tentang kejadian viral. Seperti misalnya pada kasus video asusila di Sampit, semua hal yang terjadi pada video cukup membuat banyak pihak merasa geram. Hal tersebut dikarenakan pelaku menunjukkan ketidakpedulian pada adat istiadat dan norma sosial yang berlaku pada masyarakat setempat.
- Peristiwa viral yang dialami seseorang juga bisa memicu adanya komentar negatif, bahkan meski seseorang tersebut sedang mengalami musibah. Komentar negatif yang dikeluarkan oleh netizen umumnya dilontarkan secara spontan dan tanpa berpikir panjang. Hal tersebut bisa sangat fatal dampaknya karena bisa menyakiti perasaan korban hingga bisa memicu rasa marah.
Sebaiknya ketika ada satu peristiwa yang viral di media sosial, Anda harus bisa menghindari interaksi apalagi untuk menggunakan emoji atau emoticon apapun karena bisa berdampak salah paham. Jangan sampai Anda memberikan pernyataan yang terkesan menyalahkan korban, hal tersebut bisa menyakit perasaan korban padahal dia pun sedang berduka.
- Viralitas tempat wisata juga memberikan dampak besar bagi beberapa orang terkait. Seperti misalnya tentang kisah viralnya rumah Abah Jajang yang disebut sebagai “rumah surga” karena pemandangan alamnya yang luar biasa mempesona. Karena kisah viral tersebut, kini pemandangan alam yang sebelumnya mempesona pun memudar karena banyak kejadian yang membuat lingkungan sekitar rumah Abah Jajang menjadi rusak akibat ulah manusia.
Hal tersebut sama seperti yang terjadi pada kebun bunga Amarilis di Gunung Kidul Jawa Tengah yang kemudian rusak karena ulah wisatawan yang berswafoto untuk mengunggah kecantikannya di media sosial. Peristiwa viral tersebut kemudian dikenal dengan istilah overtourism yang memiliki arti kepadatan wisatawan yang terjadi di objek wisata.
Adanya kejadian viral tersebut kemudian menjadikan pemerintah lokal bisa lebih memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar tempat wisata. Selain itu, diupayakan untuk memberikan edukasi khusus untuk wisatawan, diantaranya dengan memberikan saran untuk mematuhi peraturan yang berlaku di tempat wisata, usahakan membuang sampah di tempat sampah yang disediakan dan hindari aktivitas yang bisa merusak lingkungan sehingga memperoleh kenyamanan maksimal dalam berwisata.
- Bisa menyebabkan bahaya kesehatan mental bagi kalangan anak-anak dan remaja terutama yang sering terpapar informasi kejadian viral di media sosial. Mereka biasanya akan lebih tertarik untuk terus menyimak informasi tentang kejadian viral, bahkan mungkin melakukan peniruan jika hal tersebut membuat mereka penasaran.
Baca juga : Simak Fakta Baru yang Mengejutkan Banyak Orang
Saran dan Langkah Penting Ketika Ingin Memviralkan Sesuatu
Itulah beberapa dampak yang bisa terjadi ketika sebuah peristiwa menjadi viral di media sosial. Terkadang beberapa orang yang mengalami sebuah kejadian merasa tak memiliki pilihan lain sehingga akhirnya memilih untuk memviralkan masalah tersebut.
Nah jika hal tersebut terjadi, sebaiknya perhatikan beberapa saran dan langkah yang penting untuk dilakukan khususnya jika yang ingin diviralkan mempunyai resiko yang besar.
Pahami resiko UU ITE
Sebaiknya saat menyebar luaskan sebuah peristiwa agar viral, rahasiakan nama asli pelaku atau korban agar tak disebarluaskan. Penting untuk diingat adanya konsekuensi dari public jika mengetahui kasus tersebut. Nama pelaku bisa disamarkan dan cukup memberikan informasi tentang ciri-ciri pelaku serta kronologi peristiwa yang terjadi tersebut.
Segera laporkan pada Lembaga Pengawas Penegak Hukum
Jika Anda melihat satu kejadian kekerasan yang viral di media sosial, sebaiknya segera laporkan pada Lembaga Pengawas Penegak Hukum. Hal tersebut bisa dilakukan terutama jika respon dari aparat penegak hukum terlihat lambat atau malah mengabaikan laporan dari korban. Dengan melaporkan oknum aparat yang terkait pada lembaga yang bisa mendorong kinerja aparat maka barulah diperoleh respon yang baik hingga masalah diselesaikan.
Penting untuk diketahui, bahwa memviralkan sesuatu ke media sosial sama sekali tak membawa penyelesaian apapun. Anda hanya akan merasakan adanya kesenangan yang terjadi di atas penderitaan orang lain yang merupakan salah satu bentuk viktimisasi. Hal tersebut bukan membawa solusi, melainkan hanya akan membawa penderitaan tambahan untuk korban serta keluarganya.
Baca juga : Kejadian Viral yang Menyita Perhatian Khalayak Ramai
Dapatkan lembaga pendamping untuk korban
Usahakan sebelum melaporkan ke pihak berwajib, ada baiknya untuk mencari lembaga pendamping korban. Anda bisa mencari bantuan hukum dari lembaga hukum yang bisa memberikan dukungan penuh seperti misalnya LBH, Komnas Perempuan dan lainnya untuk membantu mendorong proses hukum yang dilakukan. Adanya bantuan dari lembaga hukum merupakan satu bantuan untuk memastikan agar korban tak terkena masalah yang sama seperti tindak kriminalisasi dan perundungan.
Itulah beberapa dampak yang bisa terjadi ketika sebuah peristiwa viral di media sosial. Sebagai masyarakat yang hidup di era serba canggih seperti saat ini, sebaiknya kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya sikap literasi digital. Jangan lupa untuk memberikan contoh perilaku yang baik khususnya untuk kalangan generasi penerus bangsa.
Menurut sebuah penelitian, ditemukan fakta bahwa penggunaan media sosial yang intens pada kalangan remaja bisa menyebabkan adanya pelecehan online, sebabkan kurang waktu tidur, beresiko miliki citra tubuh yang buruk, harga diri yang terbilang rendah serta skor gejala depresi yang lebih tinggi.
Kebanyakan orang tua merasa khawatir jika anaknya terpapar informasi kejadian viral yang bisa berdampak menyebabkan masalah kecemasan, depresi hingga merasa dilecehkan atau diintimasi oleh orang lain.
Usahakan untuk hanya menyebarkan jenis peristiwa viral yang berisi konten positif dan bermanfaat, hindari menyebarluaskan berita yang bisa memunculkan dampak negatif. Anda juga bisa mulai mengurangi adanya kebiasaan memviralkan sesuatu dengan anggapan bisa meningkatkan ketenaran di media sosial, salah satunya dengan mengurangi atau meniadakan interaksi dengan postingan kejadian viral tersebut.